Senin, 04 Mei 2009

BISNIS MASA DEPAN "FLU BABI ?? "

Assalamu'alaikum wr.wb.

kira-kira bisnis apa yang menarik saat ini yaa...

kemungkinan kita agak susah mencari usaha yang aman dan menguntungkan,,

mengapa demikian... ingat krisis yang melanda dunia khususnya di dunia valas dan keturunnannya yang sebagian besar rontok dan harus memulai dari bawah lagi...



sekarang di sektor riil baru heboh tentang flu babi yang dianggap lebih ganas dibandingkan dengan flu burung dan lainya. Kalau dilihat dari kaca mata bisnis hal ini sangat merugikan bagi para pebisnis yang bergerak di sektor peternakan babi karena harga pada jatuh dan para penggemar kuliner daging babi akan merasa was-was kalau mengkonsumsinya.. sehingga harga akan terus merosot hingga pada limit harga produksi dan bahkan pada bisa dibawahnya kalau sebagian besar pada panik dan kepingin menjual babinya saat sekarang.



Hal ini terjadi juga disekitar bantaran sungai bedog di perumahan Muslim Darussalam , Para peternak babi resah karena dikhawatirkan dengan merebaknya flu Babi, al hasil harga akan turun dan dikhawatirkan penghasilannya juga akan terganggu. Kekhawatiran ini dirasakan juga oleh banyak warga Darussalam sehingga kami berinisiasi untuk menolong semampunya karena sebagian besar peternak babi juga masih warga muslim !. Hasil dari diskusi terbentuklah sebuah panitia kecil dari warga muslim Darussalam dan warga sekitaryang tergabung dalam kelompok peternak babi menjadi kelompok peternak sapi dan kambing.



Inisiasi ini nampaknya disambut tidak hanya dari warga Muslim Darussalam , tapi juga warga yang lainnya. Rasanya tidak adil kalau hal ini tidak kami sampaikan kepada para pebisnis masa depan yang kepingin sekali berjuang untuk berbisnis riil sekaligus beramal.

yang masih menjadi pemikiran kami adalah bagaimana kita bisa memberikan modal usaha berupa sapi per orang 4 ekor ( layak usaha) untuk 30 orang dalam 2 kelompok ternak babi menjadi sapi. dan sekaligus menset plan kembali ternak babi menjadi ternak sapi, kambing dan ikan yang terpadu dengan harapan multi fungsi.

Hasil dari pengalaman analisa kami , dibutuhkan modal kerja 15 juta per ekor x 4 ekor sapi per orang x 30 orang = 1.800.000.000,- ( satu milyard delapan ratus juta rupiah) bisa investasi dalam bentuk bisnis bagi hasil, atau bisnis dan amal dan atau amal murni.

sedangkan kandang membuthkan 30 kandang dengan biaya 10 juta perkandang. dan ini diharapkan dari sumber amal murni.

demikian harapan kami sekiranya ada yang tertarik dalam bisnis ini bisa kontak kami dan akan kami berikan proposal detail dari kami

Kontak person di :

Susilo Priyono HP. 081328717464 atau 0274. 6497394

Agus prayitno HP. 08122775455

Demikian terimakasih

Ws wr.wb.


Selasa, 10 Februari 2009

Cara Membuat Tempe Benguk

BAGAIMANA MEMULAI DAN
MEMPRODUKSI TEMPE BENGUK ?
Oleh: Susilo Priyono

KORO ( KACANG KORO)  1 kg ( Rp.2600,-)
K. BENGUK
V
DIMASAK + ABU GOSOK  + 1 JAM
v
DIKUPAS KULIT ARINYA
(PLECETIN)
V
DITIRISKAN ( SARING)
BILAS SAMPAI BERSIH
V
CACAH KECIL2
DIGILING CACAH
V
DIRENDAM ( DIKUM )
PAKAI AIR  3 HARI
V
DITIRISKAN
DIBILAS SAMPAI BERSIH
V
DIMASAK  30 MENIT
V
DITIRISKAN
(PAKAI KALO ARANG)
V
DIDIAMKAN / DIANGIN2KAN
SAMPAI DINGIN
V
PERAGIAN
PAKAI RAGI TEMPE KEDELAI
V
BUNGKUS (40 BUNGKUS)
PAKAI PISANG/ DAUN JATI
V
DIGELAR / DIFERMENTASIKAN  1 S/D 2 HARI
V
DIJUAL ATAU
DIOLAH LEBIH LANJUT
V
Selesai

BAGAIMANA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH ?



1. TEMPE BACEM/ TEMPE GORENG
12 BUNGKUS Rp. 2000,-(BAKUL) . kuang menarik !!!
2. DIJUAL BERSAMA (JADAH KALIURANG !)
3. PESANAN UNTUK RESEPSI, KUMPULAN, DLL
4. BUAT PEYEK BENGUK ?


Hitungan Bisnis :
a) 1 kg koro harga Rp. 2600,-
b) Jadi 40 bungkus tempe koro belum diolah harga : Rp. 1000,- per 5 bungkus
@ 200,- /bks total = 200 x 40 = 8.000,-
c) Setelah diolah (tempe bacen/ gurih) jadi Rp 2.200,- per 10 bungkus
@ 220,-bks x 40 bks jadi Rp.8.800,-
d) Dijual dengan produk lain seperti (jadah enak) @ Rp. 250,- s/d 300,- sekitar
Rp.10.000,- s/d 12.000,-
===========================================================
Materi ini disampaikan pada acara pelatihan untuk :
Pemberdayaan Ibu-ibu di wilayah Watuaji, Kasihan , Bantul.
pada tgl 26 Desember 2008